Umar ra. telah melantik Atbah bin Ghazwan sebagai panglima perang
pasukan Muslimin di dalam peperangan melawan Parsi. Pada ketika itu
beliau telah memberikan perintah.
"Senantiasalah menjaga
ketaqwaan sedapat-dapatnya. Berhati-hatilah menjalankan keadilan apabila
memberi keputusan. Kerjakan sholat pada waktu yang ditentukan dan
berzikirlah memuji Allah sebanyak-banyaknya dan selalu".
Satu
ketika terdapat seorang tawanan Romawi di dalam penjagaan orang-orang
Islam. Terjadi satu keadaan dimana dia telah dapat meloloskan diri dan
lari. Raja Heraklius bertanya kepadanya mengenai keadaan orang-orang
Islam dengan mendalamnya supaya seluruh kehidupan mereka nampak jelas
dihadapannya. tawanan ini juga melaporkan perkara yang sama dan
menerangkan bahwa orang-orang itu adalah ahli ibadat diwaktu malam dan
kesatria (da'i) disiang harinya. Orang-orang Islam itu juga tidak
mengambil sesuatu walaupun daripada Dhimmi (orang-orang kafir yang
dibawah lindungan mereka) tanpa membayar harganya dan apabila mereka
berjumpa, mereka memberi dan menjawab salam. Heraklius menjawab dengan
cepat dan tajam bahwasanya jikalau laporan itu benar dan tepat, maka
mereka akan menjadi raja-raja bagi kerajaan Heraklius.
Heraklius
mempunyai jumlah tentera yang sangat banyak sedangkan jumlah orang-orang
Islam sangat terbatas. Amr bin al-'As ra. memberitahu Abu Bakar Siddiq
ra. mengenai keadaan tersebut. Sebagai jawabannya Abu Bakar ra. menulis:
"Kamu orang-orang Islam tidak akan dapat dikalahkan karena jumlah
yang kecil. Kamu pasti dapat dikalahkan walaupun mempunyai jumlah yang
banyak melebihi jumlah musuh jikalau kamu terlibat didalam dosa-dosa".
Al-Baihaqy
mentakhrijkan dari jalan Al-Waqidy, dari Abu-Hurairah ra., dia berkata,
"Aku ikut dalam perang Mu'tah. Ketika jarak antara kami dan orang-orang
musyrik semakin dekat, kami bisa melihat jumlah pasukan yang amat
banyak, membawa persenjataan lengkap, tameng, mengenakan pakaian sutra
dan perhiasan emas.
Tsabit bin Arqam ra. berkata saat
melihatku membelalakkan mata, "Wahai Abu Hurairah, sepertinya engkau
sedang melihat pasukan yang besar."
"Benar", jawabku.
Dia berkata, "Engkau tidak bergabung bersama kami di Badr. Kami menang saat itu bukan karena jumlah kami yang banyak".
(Al-Bidayah 4:244, Al-Ishabah 1:190)
Ahmad
bin Marwan bin Maliky di dalam Al-Mujalasah, dari Abu Ishaq, dia
berkata, "Tidak ada musuh yang bertahan lama jika berperang melawan para
sahabat.
Ketika Heraklius tiba di Anthokia setelah pasukan
Romawi dikalahkan pasukan Muslimin, dia bertanya, "Beritahukan kepadaku
tentang orang-orang yang menjadi lawan kalian dalam peperangan. Bukankah
mereka manusia seperti kalian?"
Mereka menjawab, "Ya".
"Apakah kalian yang lebih banyak jumlahnya ataukah mereka?"
"Kamilah yang lebih banyak jumlahnya dimanapun kami saling berhadapan".
"Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan?"
Seseorang yang dianggap paling tua menjawab, "Karena mereka biasa
shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, menepati janji, menyuruh
kepada kebajikan, mencegah dari kemungkaran dan saling berbuat adil di
antara sesamanya. Sementara kami suka minum arak, berzina, melakukan
hal-hal yang haram, melanggar janji, suka marah, berbuat semena-mena,
menyuruh kepada kebencian, melarang hal-hal yang diridhai Allah dan
berbuat kerusakan di bumi".
Heraklius berkata, "Engkau membuatku percaya".
(Al-Bidayah 7:15, Ibnu Asakir 1:143)
11:27 AM
| Diposting oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar